Gaji Archandra Tahar di Amerika Bikin Melongo
|
Advertisement
Sebelum diangkat menjadi menteri, Arcandra Tahar menduduki posisi Presiden Direktur Petroneering di Houston, Amerika Serikat.
Petroneering sebuah perusahaan pengembangan teknologi dan engineering yang fokus dalam desain dan pengembangan kilang offshore.
Dikutip dari glassdoor, gaji rata-rata seorang Presiden Direktur adalah sebesar USD 135.046 atau jika dikonversikan sebesar Rp 1,77 miliar per tahun.
Perhitungan gaji ini berdasarkan hitungan rata-rata sebanyak 946 posisi Presiden Direktur berbagai perusahaan yang ada di Houston.
Sedangkan gaji sebagai Menteri ESDM, berdasarkan data Kementerian Keuangan tahun 2005, gaji total menteri negara sebesar Rp 18.648.000.
Angka tersebut terdiri dari gaji pokok sebesar Rp 5.040.000 dan tunjangan jabatan sebesar Rp 13.608.000.
Tahar menyelesaikan strata-1 di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989-1994.
Lalu melanjutkan studi Ocean Engineering di Texas A&M University pada 1996–1998 untuk gelar Master of Science serta gelar Doctor of Philosophy pada 1998–2001 di bidang dan kampus yang sama.
Sejak tahun 1997 dia telah melibatkan diri dalam penelitian bersama Offshore Technology Research Center hingga 2001 sebagai asisten peneliti.
Pada tahun 2000 dia bekerja untuk Noble Denton selaku technical advisor.
Pada 2001-2006 Tahar menjadi peneliti untuk Technip Offshore. Dia lalu melanjutkan karier sebagai Hydronynamics Lead di FloaTec LLC pada 2006–2007.
Dari tahun 2007-2009, Tahar menjabat Presiden Asia Pasific AGR Deepwater Development System. Pada 2009–2013 menduduki posisi Principal di Horton Wison Deepwater.
Pada tiga tahun terakhir, sejak 2013-2016 dia menjabat sebagai Presiden Direktur Petroneering di Houston.
Beberapa jam usai resmi berhenti, Arcandra melayani wawancara Tribunnews.com.
Apalagi ada beberapa pihak yang menuding dirinya sebagai pengkhianat negara. Namun, Arcandra berupaya tenang menghadapi semua itu.
“Sudah banyak berita yang bercerita profil saya seorang pengkhianat, berita yang menyebutkan sosok saya tidak jujur," kata Arcandra lewat sambungan telepon, Selasa (16/8/2016) dini hari.
Menurut dia, pemberitaan yang memojokkannya tersebut bergulir begitu saja, tanpa ada klarifikasi kepadanya. "Saya rasa banyak pemberitaan yang tidak melakukan klarifikasi,” ujar Arcandra yang sudah 20 tahun tinggal di Amerika Serikat ini.
Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Petroneering, Houston, Texas, ini tak menyesal kembali ke Indonesia, menjadi menteri lalu diberhentikan.
“Saya tidak menyesalinya, semua sudah ada yang mengatur. Kenapa harus menyesal? Takdir itu sudah ada yang mengatur, sudah ditetapkan,” kata Arcandra.
Diberitakan, Presiden Joko Widodo akhirnya memberhentikan dengan hormat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Senin (15/8/2016) malam.
Pencopotan ini menyusul isu dwi-kewarganegaraan yang dimiliki Arcandra.
"Menyikapi status kewarganegaraan Menteri ESDM, setelah mendengar dari berbagai sumber, Presiden memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Saudara Arcandra Tahar dari posisi Menteri ESDM," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Senin malam
Sebagai pengganti, Presiden Jokowi menunjuk Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Plt menteri ESDM.
sumber : tribunnews.com
Petroneering sebuah perusahaan pengembangan teknologi dan engineering yang fokus dalam desain dan pengembangan kilang offshore.
Dikutip dari glassdoor, gaji rata-rata seorang Presiden Direktur adalah sebesar USD 135.046 atau jika dikonversikan sebesar Rp 1,77 miliar per tahun.
Perhitungan gaji ini berdasarkan hitungan rata-rata sebanyak 946 posisi Presiden Direktur berbagai perusahaan yang ada di Houston.
Sedangkan gaji sebagai Menteri ESDM, berdasarkan data Kementerian Keuangan tahun 2005, gaji total menteri negara sebesar Rp 18.648.000.
Angka tersebut terdiri dari gaji pokok sebesar Rp 5.040.000 dan tunjangan jabatan sebesar Rp 13.608.000.
Tahar menyelesaikan strata-1 di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989-1994.
BACA JUGA : Manajer Google tewas Usai Diperkosa Lalu Mayatnya diBakar
Lalu melanjutkan studi Ocean Engineering di Texas A&M University pada 1996–1998 untuk gelar Master of Science serta gelar Doctor of Philosophy pada 1998–2001 di bidang dan kampus yang sama.
Sejak tahun 1997 dia telah melibatkan diri dalam penelitian bersama Offshore Technology Research Center hingga 2001 sebagai asisten peneliti.
Pada tahun 2000 dia bekerja untuk Noble Denton selaku technical advisor.
Pada 2001-2006 Tahar menjadi peneliti untuk Technip Offshore. Dia lalu melanjutkan karier sebagai Hydronynamics Lead di FloaTec LLC pada 2006–2007.
Dari tahun 2007-2009, Tahar menjabat Presiden Asia Pasific AGR Deepwater Development System. Pada 2009–2013 menduduki posisi Principal di Horton Wison Deepwater.
Pada tiga tahun terakhir, sejak 2013-2016 dia menjabat sebagai Presiden Direktur Petroneering di Houston.
Beberapa jam usai resmi berhenti, Arcandra melayani wawancara Tribunnews.com.
BACA JUGA : "Ngeri" Gadis ini Ditelan Bebatuan, dan Apa Yang diTemukan Malah Pemandangan MenakjubkanPria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 10 Oktober 1970, itu menyadari namanya menjadi pusat pemberitaan belakangan ini.
Apalagi ada beberapa pihak yang menuding dirinya sebagai pengkhianat negara. Namun, Arcandra berupaya tenang menghadapi semua itu.
“Sudah banyak berita yang bercerita profil saya seorang pengkhianat, berita yang menyebutkan sosok saya tidak jujur," kata Arcandra lewat sambungan telepon, Selasa (16/8/2016) dini hari.
Menurut dia, pemberitaan yang memojokkannya tersebut bergulir begitu saja, tanpa ada klarifikasi kepadanya. "Saya rasa banyak pemberitaan yang tidak melakukan klarifikasi,” ujar Arcandra yang sudah 20 tahun tinggal di Amerika Serikat ini.
Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Petroneering, Houston, Texas, ini tak menyesal kembali ke Indonesia, menjadi menteri lalu diberhentikan.
“Saya tidak menyesalinya, semua sudah ada yang mengatur. Kenapa harus menyesal? Takdir itu sudah ada yang mengatur, sudah ditetapkan,” kata Arcandra.
Diberitakan, Presiden Joko Widodo akhirnya memberhentikan dengan hormat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Senin (15/8/2016) malam.
Pencopotan ini menyusul isu dwi-kewarganegaraan yang dimiliki Arcandra.
"Menyikapi status kewarganegaraan Menteri ESDM, setelah mendengar dari berbagai sumber, Presiden memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Saudara Arcandra Tahar dari posisi Menteri ESDM," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Senin malam
Sebagai pengganti, Presiden Jokowi menunjuk Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Plt menteri ESDM.
sumber : tribunnews.com